Senin, 25 April 2016

Studi Kasus K3

Empat Pekerja di Pabrik Gula Tewas, Tersiram Air Panas

Cilacap–Empat pekerja cleaning servis di pabrik gula Rafinasi PT Darma Pala Usaha Sukses, Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (29/07/09), tewas setelah tersiram air panas didalam tangki. Satu pekerja lainnya selamat namun mengalami luka parah. Diduga kecelakaan ini akibat operator kran tidak tahu masih ada orang di dalam tangki. Pihak perusahaan terkesan menutup-nutupi insiden ini.
Peristiwa tragis di pabrik gula Rafinasi PT Darma Pala Usaha Sukses yang ada di komplek Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap ini terjadi sekitar pukul 10.00 WIB. Musibah bermula saat 5 pekerja tengah membersihkan bagian dalam tangki gula kristal di pabrik tersebut. Tiba-tiba kran yang berada di atas dan mengarah kedalam tangki mengeluarkan air panas yang diperkirakan mencapai 400 derajat Celsius. Akibatnya, keempat pekerja yang ada didalamnya tewas seketika dengan kondisi mengenaskan karena panasnya uap.
Para korban yang tewas semuanya warga Cilacap yakni Feri Kisbianto, Jumono, Puji Sutrisno dan Kasito. Sedangkan pekerja yang bernama Adi Purwanto berhasil menyelamatkan diri, namun mengalami luka parah.
Menurut salah seorang rekan pekerja, air panas tersebut mengucur ke dalam tangki setelah tombol kran dibuka oleh salah seorang karyawan pabrik. Diduga operator kran tidak mengetahui jika pekerjaan didalam tangki tersebut belum selesai.
Hingga saat ini belum diperoleh keterangan resmi terkait kecelakaan kerja tersebut, karena semua pimpinan di Pabrik PT Darma Pala Usaha Sukses berusaha menghindar saat ditemui wartawan. Sementara polisi juga belum mau memberikan keterangan atas musibah tersebut. (Nanang Anna Nur/Sup).

Kasus Analisis
Jika ditinjau dari faktor penyebab kecelakaan kerja, penyebab dasar kecelakaan kerja adalah human error. Dalam hal ini, kesalahan terletak pada operator kran. Menanggapi kecelakaan yang telah menewaskan empat orang tersebut, seharusnya sang operator kran bersikap lebih hati-hati serta teliti yaitu dengan benar-benar memastikan bahwa tangki gula krsital tersebut telah kosong serta aman dialirkan air ke dalamnya, maka mungkin kecelakaan kerja tersebut tidak akan terjadi. Karyawan saat memasuki tangki seharusnya juga mengenakan alat-alat pelindung diri agar terhindar dari bahaya kecelakaan kerja.
Kemudian penyebab kecelakaan yang lain adalah kurangnya pengawasan manajemen dalam bidang kesehatan, keselamatan, dan keamanan pada perusahaan tersebut. Sistem manajemen yang baik seharusnya lebih ketat pengawasannya terhadap alat ini menyadari alat ini memiliki risiko yang besar untuk menghasilkan loss atau kerugian. Beberapa tindakan manajemen yang bisa dilakukan adalah dengan meletakkan kamera-kamera di dalam alat tersebut sehingga operator kran dapat memastikan bahwa di dalam tangki benar-benar tidak ada orang. Kemudian, apabila teknologi yang lebih canggih dapat diterapkan di sana, maka pada tangki tersebut dapat dipasang sebuah alat pendeteksi di mana apabila di dalam tangki masih terdapat orang atau benda asing, maka ada sebuah lampu yang menyala yang mengindikasikan di dalam tangki tersebut terdapat orang atau benda asing.
Kemudian apabila telah terjadi kecelakaan, seharusnya dilakukan investigasi kecelakaan, inspeksi, pencatatan serta pelaporan kecelakaan kerja. Tujuan dari kegiatan ini tentu untuk meningkatkan manajemen dari kesehatan, keamanan serta keselamatan pada perusahaan tersebut, menentukan tindakan pencegahan yang tepat serta menurunkan faktor risiko pada kecelakaan tersebut. Namun, sayangnya sikap dari pihak perusahaan yang menutup-nutupi kejadian kecelakaan kerja tersebut dapat menghambat berjalannya investigasi tersebut. Perusahaan tidak akan dapat mengambil pelajaran melalui kecelakaan ini. Ini berarti kecelakaan semacam ini masih memiliki kemungkinan yang cukup besar untuk kembali terjadi, baik pada perusahaan yang sama maupun pada perusahaan sejenisnya.

Solusi Mengatasi Kecelakaan Kerja
Ada beberapa solusi yang dapat digunakan untuk mencegah atau mengurangi resiko dari adanya kecelakaan kerja. Salah satunya adalah pengusaha membentuk Panitia Pembina Kesehatan dan Keselamatan Kerja untuk menyusun program keselamatan kerja. Beberapa hal yang menjadi ruang lingkup tugas panitia tersebut adalah masalah kendali tata ruang kerja, pakaian kerja, alat pelindung diri dan lingkungan kerja.
a.    Tata ruang kerja yang baik adalah tata ruang kerja yang dapat mencegah timbulnya gangguan keamanan dan keselamatan kerja bagi semua orang di dalamnya. Barang-barang dalam ruang kerja harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga dapat dihindarkan dari gangguan yang ditimbulkan oleh orang-orang yang berlalu lalang di sekitarnya. Jalan-jalan yang dipergunakan untuk lalu lalang juga harus diberi tanda, misalnya dengan garis putih atau kuning dan tidak boleh dipergunakan untuk meletakkan barang-barang yang tidak pada tempatnya.
Kaleng-kaleng yang mudah bocor atau terbakar harus ditempatkan di tempat yang tidak beresiko kebocoran. Jika perusahaan yang bersangkutan mengeluarkan sisa produksi berupa uap, maka faktor penglihatan dan sirkulasi udara di ruang kerja juga harus diperhatikan
b.    Pakaian kerja sebaiknya tidak terlalu ketat dan tidak pula terlalu longgar. Pakaian yang terlalu longgar dapat mengganggu pekerja melakukan penyesuaian diri dengan mesin atau lingkungan yang dihadapi. Pakaian yang terlalu sempit juga akan sangat membatasi aktivitas kerjanya. Sepatu dan hak yang terlalu tinggi juga akan beresiko menimbulkan kecelakaan. Memakai cincin di dekat mesin yang bermagnet juga sebaiknya dihindari.
c.    Alat pelindung diri dapat berupa kaca mata, masker, sepatu atau sarung tangan. Alat pelindung diri ini sangat penting untuk menghindari atau mengurangi resiko kecelakaan kerja. Tapi sayangnya, para pekerja terkadang enggan memakai alat pelindung diri karena terkesan merepotkan atau justru mengganggu aktivitas kerja. Dapat juga karena perusahaan memang tidak menyediakan alat pelindung diri tersebut.



http://hitamandbiru.blogspot.co.id/2012/08/makalah-keselamatan-dan-kesehatan-kerja.html

Studi Kasus K3 di Laboratorium Farmasi Universitas Indonesia


KECELAKAAN KERJA DI LABORATORIUM FARMASI UNIVERSITAS INDONESIA

Kepala Humas Fakultas Farmasi Universitas Indonesia Devfanny Aprilia Artha mengungkapkan ledakan laboratorium kimia kemarin merupakan kecelakaan kerja. Pasalnya, sejumlah mahasiswa sedang melakukan praktikum.
Murni kecelakaan kerja karena anak farmasi selalu ada praktik kecelakaan kerja,” kata Devfanny di Kantornya, Depok, Selasa (17/3).

Dia mengatakan ledakan tersebut akibat kelalaian mahasiswa dan dosen yang sedang melakukan destilasi dan indentifikasi asam. Setiap mahasiswa yang melakukan praktik harus mengenakan prosedur pengamanan laboratorium seperti, jas, sarung tangan, masker dan kacamata google. Mereka sudah dikasih tahu atau diarahin sama dosennya, kalau mau praktik SOP-nya harus pakai atribut laboratorium untuk pengamanan si praktik,” ucapnya.

Lanjut dia, saat praktik ada tiga dosen dan tiga asisten dosen yang menjaga dan mengarahkan mahasiswa. Namun mahasiswa mengabaikan arahan dari dosen. Nggak tahu mereka bandel atau apa. Tapi mereka mengabaikan instruksi dosen. Sebab cairannya tak terlalu berbahaya jadi mereka tak dengarkan dosen,” katanya.

Pantauan merdeka.com di lokasi, masih banyak dosen dan petugas laboratorium untuk memeriksa laboratorium yang meledak di lantai 2 Fakultas Farmasi. Kegiatan mengajar mahasiswa tetap dilakukan oleh pihak rektorat.

Sementara di dalam laboratorium tak ada bekas pecahan kaca dan darah. Peralatan laboratorium sudah dalam kondisi rapih.Kepala Humas Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, Devfanny Aprilia Artha mengaku sejumlah mahasiswa mengalami luka-luka akibat ledakan labu destilasi suhu memuai yang terlalu panas. Mereka terkena serpihan kaca di bagian wajah, pipi, leher dan mata.

Harusnya api ditarik pada suhu 70 derajat kalau tidak memanas labunya. Tapi ngga tahu kenapa, mereka mengabaikan arahan dosen. Jadi muka dan kelopak mata mereka kena pecahan labu kaca itu,” kata Devfanny di Kantornya, Depok, Selasa (17/3). Dia mengatakan, korban berjumlah 15 orang yang merupakan angkatan 2013. Korban berat ada sekitar 5 orang dan korban ringan ada 10 orang.

“Paling parah dua orang, Delvika wajahnya luka jahitan dan Citra bagian kelopak mata. Ada yang kena pecahan kaca di leher, mata, muka dan pipi,” ucapnya.Saat ini korban sudah kembali ke rumah masing-masing. Ada ke asrama dan kosan. Mereka tidak ada yang dirawat inap, semuanya sudah pulang sejak jam 9 malam,” imbuhnya.

Lanjut dia, pihak kampus UI bertanggungjawab terhadap biaya pengobatan mahasiswa yang mengalami luka-luka. Bahkan pihak kampus memberikan izin mahasiswa yang menjadi korban ledakan untuk tidak masuk kuliah selama pengobatan. 5 Orang yang mengalami luka berat ini mengeluhkan telinga sakit karena ledakan keras sekali jadi separuh kayak budeg gitu. Dokter bilang perlu rawat jalan saja,” tukasnya.

Analisis SIngkat:

1.      Perlunya untuk melakukan investigasi menyeluruh terkait dengan kasus ini. Keterangan dari korban dan saksi mutlak untuk kelengkapan investigasi.
2.      Perlunya briefing menyeluruh kepada seluruh pengguna laboratorium farmasi tentang kejadian kecelakaan ini dan bagaimana cara mencegahnya
3.      Perlunya untuk melakukan identifikasi bahaya dan pengendaliannya (HIRADC) terhadap seluruh kegiatan yang ada di lokasi kejadian
4.      Perlunya untuk mendesain pemanas yang memiliki ambang atas titik panas. Jika alat pemanas tersebut sudah mencapai titik atas panas, alat tersebut bisa mati secara otomatis. Seperti prinsip kerja logam bimetal di setrika.