KECELAKAAN
KERJA DI LABORATORIUM FARMASI UNIVERSITAS INDONESIA
Kepala Humas Fakultas
Farmasi Universitas Indonesia Devfanny Aprilia Artha mengungkapkan ledakan
laboratorium kimia kemarin merupakan kecelakaan kerja. Pasalnya, sejumlah
mahasiswa sedang melakukan praktikum.
Murni kecelakaan kerja karena anak
farmasi selalu ada praktik kecelakaan kerja,” kata Devfanny di Kantornya,
Depok, Selasa (17/3).
Dia mengatakan ledakan
tersebut akibat kelalaian mahasiswa dan dosen yang sedang melakukan destilasi
dan indentifikasi asam. Setiap mahasiswa yang melakukan praktik harus
mengenakan prosedur pengamanan laboratorium seperti, jas, sarung tangan, masker
dan kacamata google. Mereka sudah dikasih tahu atau diarahin sama dosennya,
kalau mau praktik SOP-nya harus pakai atribut laboratorium untuk pengamanan si
praktik,” ucapnya.
Lanjut dia, saat
praktik ada tiga dosen dan tiga asisten dosen yang menjaga dan mengarahkan
mahasiswa. Namun mahasiswa mengabaikan arahan dari dosen. Nggak tahu mereka
bandel atau apa. Tapi mereka mengabaikan instruksi dosen. Sebab cairannya tak
terlalu berbahaya jadi mereka tak dengarkan dosen,” katanya.
Pantauan merdeka.com di
lokasi, masih banyak dosen dan petugas laboratorium untuk memeriksa
laboratorium yang meledak di lantai 2 Fakultas Farmasi. Kegiatan mengajar
mahasiswa tetap dilakukan oleh pihak rektorat.
Sementara di dalam
laboratorium tak ada bekas pecahan kaca dan darah. Peralatan laboratorium sudah
dalam kondisi rapih.Kepala Humas Fakultas Farmasi Universitas Indonesia,
Devfanny Aprilia Artha mengaku sejumlah mahasiswa mengalami luka-luka akibat
ledakan labu destilasi suhu memuai yang terlalu panas. Mereka terkena serpihan
kaca di bagian wajah, pipi, leher dan mata.
Harusnya api ditarik
pada suhu 70 derajat kalau tidak memanas labunya. Tapi ngga tahu kenapa, mereka
mengabaikan arahan dosen. Jadi muka dan kelopak mata mereka kena pecahan labu
kaca itu,” kata Devfanny di Kantornya, Depok, Selasa (17/3). Dia mengatakan,
korban berjumlah 15 orang yang merupakan angkatan 2013. Korban berat ada sekitar
5 orang dan korban ringan ada 10 orang.
“Paling parah dua
orang, Delvika wajahnya luka jahitan dan Citra bagian kelopak mata. Ada yang
kena pecahan kaca di leher, mata, muka dan pipi,” ucapnya.Saat ini korban sudah
kembali ke rumah masing-masing. Ada ke asrama dan kosan. Mereka tidak ada yang
dirawat inap, semuanya sudah pulang sejak jam 9 malam,” imbuhnya.
Lanjut dia, pihak
kampus UI bertanggungjawab terhadap biaya pengobatan mahasiswa yang mengalami
luka-luka. Bahkan pihak kampus memberikan izin mahasiswa yang menjadi korban
ledakan untuk tidak masuk kuliah selama pengobatan. 5 Orang yang mengalami luka
berat ini mengeluhkan telinga sakit karena ledakan keras sekali jadi separuh
kayak budeg gitu. Dokter bilang perlu rawat jalan saja,” tukasnya.
Analisis SIngkat:
1. Perlunya untuk melakukan investigasi
menyeluruh terkait dengan kasus ini. Keterangan dari korban dan saksi mutlak
untuk kelengkapan investigasi.
2.
Perlunya briefing menyeluruh kepada
seluruh pengguna laboratorium farmasi tentang kejadian kecelakaan ini dan
bagaimana cara mencegahnya
3.
Perlunya untuk melakukan identifikasi
bahaya dan pengendaliannya (HIRADC) terhadap seluruh kegiatan yang ada di
lokasi kejadian
4.
Perlunya untuk mendesain pemanas yang
memiliki ambang atas titik panas. Jika alat pemanas tersebut sudah mencapai
titik atas panas, alat tersebut bisa mati secara otomatis. Seperti prinsip
kerja logam bimetal di setrika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar