Senin, 25 April 2016

Studi Kasus K3 di Laboratorium Farmasi Universitas Indonesia


KECELAKAAN KERJA DI LABORATORIUM FARMASI UNIVERSITAS INDONESIA

Kepala Humas Fakultas Farmasi Universitas Indonesia Devfanny Aprilia Artha mengungkapkan ledakan laboratorium kimia kemarin merupakan kecelakaan kerja. Pasalnya, sejumlah mahasiswa sedang melakukan praktikum.
Murni kecelakaan kerja karena anak farmasi selalu ada praktik kecelakaan kerja,” kata Devfanny di Kantornya, Depok, Selasa (17/3).

Dia mengatakan ledakan tersebut akibat kelalaian mahasiswa dan dosen yang sedang melakukan destilasi dan indentifikasi asam. Setiap mahasiswa yang melakukan praktik harus mengenakan prosedur pengamanan laboratorium seperti, jas, sarung tangan, masker dan kacamata google. Mereka sudah dikasih tahu atau diarahin sama dosennya, kalau mau praktik SOP-nya harus pakai atribut laboratorium untuk pengamanan si praktik,” ucapnya.

Lanjut dia, saat praktik ada tiga dosen dan tiga asisten dosen yang menjaga dan mengarahkan mahasiswa. Namun mahasiswa mengabaikan arahan dari dosen. Nggak tahu mereka bandel atau apa. Tapi mereka mengabaikan instruksi dosen. Sebab cairannya tak terlalu berbahaya jadi mereka tak dengarkan dosen,” katanya.

Pantauan merdeka.com di lokasi, masih banyak dosen dan petugas laboratorium untuk memeriksa laboratorium yang meledak di lantai 2 Fakultas Farmasi. Kegiatan mengajar mahasiswa tetap dilakukan oleh pihak rektorat.

Sementara di dalam laboratorium tak ada bekas pecahan kaca dan darah. Peralatan laboratorium sudah dalam kondisi rapih.Kepala Humas Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, Devfanny Aprilia Artha mengaku sejumlah mahasiswa mengalami luka-luka akibat ledakan labu destilasi suhu memuai yang terlalu panas. Mereka terkena serpihan kaca di bagian wajah, pipi, leher dan mata.

Harusnya api ditarik pada suhu 70 derajat kalau tidak memanas labunya. Tapi ngga tahu kenapa, mereka mengabaikan arahan dosen. Jadi muka dan kelopak mata mereka kena pecahan labu kaca itu,” kata Devfanny di Kantornya, Depok, Selasa (17/3). Dia mengatakan, korban berjumlah 15 orang yang merupakan angkatan 2013. Korban berat ada sekitar 5 orang dan korban ringan ada 10 orang.

“Paling parah dua orang, Delvika wajahnya luka jahitan dan Citra bagian kelopak mata. Ada yang kena pecahan kaca di leher, mata, muka dan pipi,” ucapnya.Saat ini korban sudah kembali ke rumah masing-masing. Ada ke asrama dan kosan. Mereka tidak ada yang dirawat inap, semuanya sudah pulang sejak jam 9 malam,” imbuhnya.

Lanjut dia, pihak kampus UI bertanggungjawab terhadap biaya pengobatan mahasiswa yang mengalami luka-luka. Bahkan pihak kampus memberikan izin mahasiswa yang menjadi korban ledakan untuk tidak masuk kuliah selama pengobatan. 5 Orang yang mengalami luka berat ini mengeluhkan telinga sakit karena ledakan keras sekali jadi separuh kayak budeg gitu. Dokter bilang perlu rawat jalan saja,” tukasnya.

Analisis SIngkat:

1.      Perlunya untuk melakukan investigasi menyeluruh terkait dengan kasus ini. Keterangan dari korban dan saksi mutlak untuk kelengkapan investigasi.
2.      Perlunya briefing menyeluruh kepada seluruh pengguna laboratorium farmasi tentang kejadian kecelakaan ini dan bagaimana cara mencegahnya
3.      Perlunya untuk melakukan identifikasi bahaya dan pengendaliannya (HIRADC) terhadap seluruh kegiatan yang ada di lokasi kejadian
4.      Perlunya untuk mendesain pemanas yang memiliki ambang atas titik panas. Jika alat pemanas tersebut sudah mencapai titik atas panas, alat tersebut bisa mati secara otomatis. Seperti prinsip kerja logam bimetal di setrika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar